Korea Selatan telah memposisikan dirinya sebagai pemimpin global dalam pengembangan ekonomi hidrogen, dengan fokus khusus pada pembangunan infrastruktur pengisian untuk kendaraan sel bahan bakar (FCEV). Ambisi ini didorong oleh keinginan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mencapai tujuan netralitas karbon.
Jaringan stasiun pengisian hidrogen di Korea Selatan berkembang pesat, dengan dukungan pemerintah yang kuat melalui subsidi dan kemitraan publik-swasta. Stasiun-stasiun ini dirancang untuk melayani baik kendaraan penumpang maupun bus dan truk komersial, membentuk koridor hidrogen di jalan raya utama dan pusat-pusat kota.
Teknologi di balik stasiun pengisian ini cukup kompleks, melibatkan penyimpanan hidrogen bertekanan tinggi dan proses pengisian yang cepat dan aman. Para insinyur Korea Selatan terus berinovasi untuk mengurangi biaya pembangunan dan operasional stasiun, menjadikannya lebih kompetitif dibandingkan dengan infrastruktur bahan bakar konvensional.
Meskipun hidrogen dianggap sebagai bahan bakar yang bersih karena hanya menghasilkan uap air sebagai emisi, tantangan besar masih ada dalam produksi hidrogen yang berkelanjutan (hidrogen hijau) dan biaya distribusinya. Mengembangkan sumber hidrogen dari energi terbarukan adalah kunci untuk mencapai potensi penuhnya.
Secara keseluruhan, komitmen Korea Selatan terhadap hidrogen sebagai bahan bakar masa depan FCEV tidak hanya menunjukkan visi teknologinya tetapi juga berfungsi sebagai blueprint bagi negara-negara lain yang ingin mengeksplorasi hidrogen sebagai bagian dari strategi dekarbonisasi transportasi mereka.

