Pandemi membuka jalan bagi konsep universitas virtual. Banyak kampus besar kini menawarkan kuliah penuh daring dengan kualitas setara universitas tradisional.
Teknologi VR dan AR memungkinkan mahasiswa mengikuti simulasi laboratorium atau bedah tanpa hadir di ruang fisik.
Keunggulannya jelas: biaya lebih murah, akses global, dan fleksibilitas belajar dari mana saja.
Namun, tantangan tetap besar. Tidak semua orang punya akses internet cepat, dan pengalaman sosial di kampus fisik sulit tergantikan.
Selain itu, universitas virtual harus menghadapi masalah akreditasi dan pengakuan ijazah di dunia kerja.
Kesimpulannya, universitas virtual mungkin tidak sepenuhnya menggantikan kampus fisik, tapi pasti akan jadi pilar utama pendidikan masa depan.

